Kamis, 28 Agustus 2008

Monopoli ko Rugi ?

Negara terus berbenah, menyelamatkan anggaran belanjanya. Setelah subsidi untuk BBM perlahan dicabut, subsidi pun merambah ke barang lainnya. Ya seiring dengan kenaikan harga minyak dunia. Termasuk salah satunya program konversi. Rakyat sempat dibuat pusing karena subsidi minyak tanah akan dicabut pula, rakyat harus beralih ke gas dan gas yang disarankan pun sempat langka mencarinya. Kini tak lama berselang setelah program konversi digulirkan subsidi untuk gas pun perlahan akan dicabut. Entahlah besok mungkin subsidi listrik, telepon atau yang lainnya akan dicabut pula…

Tak habis pikir memang, bidang pelayanan yang menguasai hajat hidup orang banyak sesuai dengan undang-undang dikuasai oleh Negara bahkan regulasi dan penetapan harganya pun menjadi monopoli Negara dalam hal ini BHMN. kita pernah mengalami kenaikan harga dasar listrik, telepon, harga BBM, harga tiket kereta api dengan alasan beragam, dan meskipun menolak tidak ada lagi pilihan.

Namun kenapa hampir setiap laporannya selalu rugi atau minus? Mungkinkah karena menanggung subsidi yang begitu besar sehingga tidak menghasilkan profit ? dan karena alasan itukah semua subsidi dicabut?

Disinilah baru terasa manfaatnya kompetitor, selain untuk memperluas dan mengedukasi pasar juga bisa menekan harga. Dulu di era kemunculannya harga telepon seluler maupun pulsanya sangat mahal, namun sekarang dengan banyaknya pemain harga pun bisa lebih kompetitif. Atau mungkinkah semua hal vital yang menguasai hajat hidup orang banyak tidak lagi jadi monopoli Negara ?